Persiku News - PSSI mengumumkan enam klub layak bermain di liga profesional. Dari keenam klub tersebut, tidak ada satu pun klub yang bermain di Indonesia Super League (ISL) musim kompetisi 2010/2011.
Pernyataan PSSI melanjuti keputusan Federasi Sepak Bola Asia (AFC).Mereka terlebih dahulu memutuskan hanya enam klub Indonesia yang berhak tampil di liga profesional,terlebih setelah induk organisasi sepak bola tertinggi di Asia itu mempertimbangkan hasil verifikasi dari PSSI. Keenam klub tersebut adalah Persibo Bojonegoro dengan 95,6 poin,Persik Kediri 95,6 poin,PSIS Semarang 92,3 poin, Persikota Tangerang 96 poin,Persis Solo 96,7 poin,dan Persebaya Surabaya 95,7 poin.
Fakta ini tentu mengejutkan,karena beberapa klub besar Indonesia yang dinilai mumpuni berada di level profesional tidak memiliki beberapa kelengkapan verifikasi. Beberapa klub besar Indonesia yang musim lalu berada di posisi 3 besar seperti Persipura Jayapura hanya mengantongi 81,4 poin.
Persija Jakarta yang saat ini terkendala dualisme Perseroan Terbatas (PT) hanya mampu mengumpulkan 90,1 poin. Sama seperti Persija yang dinilai masih bermasalah,Arema FC mendapat dua penilaian.Arema versi M Nur mendapat poin verifikasi sebesar 71,4.Sementara Arema versi Rendra Kresna mendapat 77 poin.
Belum lengkapnya beberapa persyaratan yang ditentukan AFC membuat klub-klub dinilai belum layak bermain di liga profesional musim 2011/2012. “Dari 34 tim yang sebelumnya dinyatakan ada di level profesional. Setelah diverifikasi, ternyata hanya ada enam klub yang dianggap klub profesional oleh AFC.
Ironisnya,keenam klub itu tidak bermain di ISL musim lalu,”ungkap Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Toni Apriliani di kantor PSSI,Jakarta,kemarin. Fakta itu membuat kompetisi menjadi sulit digelar,meski PSSI berencana memulai kompetisi pada 8 Oktober mendatang. Namun,anehnya hanya dua tim yang akan bertanding sebagai syarat.Selanjutnya akan kembali digelar pada 14 November mendatang.
“AFC tetap meminta sebelum 14 Oktober akan tetap dipertandingkan. Mereka pun memperbolehkan dua klub yang bermain.Nanti setelah 14 November, kompetisi akan dilaksanakan secara penuh,” kataToni.“AFC meminta kami memperbaiki dulu semuanya hingga beberapa bulan ke depan.Jika nanti akan ada 20 tim yang lolos verifikasi,itu bagus.
Karena,jumlah itu akan menjadi satu wilayah,”tambah pria yang juga menjabat wakil koordinator kompetisi ini. Sementara itu,penolakan akan digelarnya kompetisi dengan format dua wilayah mendapat kecaman dari salah satu anggota Exco PSSI La Nyalla M Mattalitti. Menurut La Nyalla,dirinya akan terus menolak kompetisi dengan format dua wilayah,karena format dua wilayah tidak sesuai dengan statuta PSSI.
“Dalam rapat Exco,saya akan tetap putuskan jika kompetisi harus satu wilayah. Karena itu yang ada di statuta dan harus sesuai dengan itu.Kalau memang mau diubah, ada mekanisme yang harus dijalani,yaitu melalui kongres luar biasa,”sebut La Nyalla.
Selain tidak setuju dengan format kompetisi dua wilayah,La Nyalla juga tidak sependapat dengan diadakannya sistem merger yang saat ini terjadi.Menurut pria yang juga Ketua Pengprov PSSI Jawa Timur ini,proses merger hanya akal-akalan klubklub Liga Primer Indonesia (LPI) untuk mendapatkan uang dan bisa melunasi hutang-hutang kepada konsorsium LPI.
Pernyataan PSSI melanjuti keputusan Federasi Sepak Bola Asia (AFC).Mereka terlebih dahulu memutuskan hanya enam klub Indonesia yang berhak tampil di liga profesional,terlebih setelah induk organisasi sepak bola tertinggi di Asia itu mempertimbangkan hasil verifikasi dari PSSI. Keenam klub tersebut adalah Persibo Bojonegoro dengan 95,6 poin,Persik Kediri 95,6 poin,PSIS Semarang 92,3 poin, Persikota Tangerang 96 poin,Persis Solo 96,7 poin,dan Persebaya Surabaya 95,7 poin.
Fakta ini tentu mengejutkan,karena beberapa klub besar Indonesia yang dinilai mumpuni berada di level profesional tidak memiliki beberapa kelengkapan verifikasi. Beberapa klub besar Indonesia yang musim lalu berada di posisi 3 besar seperti Persipura Jayapura hanya mengantongi 81,4 poin.
Persija Jakarta yang saat ini terkendala dualisme Perseroan Terbatas (PT) hanya mampu mengumpulkan 90,1 poin. Sama seperti Persija yang dinilai masih bermasalah,Arema FC mendapat dua penilaian.Arema versi M Nur mendapat poin verifikasi sebesar 71,4.Sementara Arema versi Rendra Kresna mendapat 77 poin.
Belum lengkapnya beberapa persyaratan yang ditentukan AFC membuat klub-klub dinilai belum layak bermain di liga profesional musim 2011/2012. “Dari 34 tim yang sebelumnya dinyatakan ada di level profesional. Setelah diverifikasi, ternyata hanya ada enam klub yang dianggap klub profesional oleh AFC.
Ironisnya,keenam klub itu tidak bermain di ISL musim lalu,”ungkap Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Toni Apriliani di kantor PSSI,Jakarta,kemarin. Fakta itu membuat kompetisi menjadi sulit digelar,meski PSSI berencana memulai kompetisi pada 8 Oktober mendatang. Namun,anehnya hanya dua tim yang akan bertanding sebagai syarat.Selanjutnya akan kembali digelar pada 14 November mendatang.
“AFC tetap meminta sebelum 14 Oktober akan tetap dipertandingkan. Mereka pun memperbolehkan dua klub yang bermain.Nanti setelah 14 November, kompetisi akan dilaksanakan secara penuh,” kataToni.“AFC meminta kami memperbaiki dulu semuanya hingga beberapa bulan ke depan.Jika nanti akan ada 20 tim yang lolos verifikasi,itu bagus.
Karena,jumlah itu akan menjadi satu wilayah,”tambah pria yang juga menjabat wakil koordinator kompetisi ini. Sementara itu,penolakan akan digelarnya kompetisi dengan format dua wilayah mendapat kecaman dari salah satu anggota Exco PSSI La Nyalla M Mattalitti. Menurut La Nyalla,dirinya akan terus menolak kompetisi dengan format dua wilayah,karena format dua wilayah tidak sesuai dengan statuta PSSI.
“Dalam rapat Exco,saya akan tetap putuskan jika kompetisi harus satu wilayah. Karena itu yang ada di statuta dan harus sesuai dengan itu.Kalau memang mau diubah, ada mekanisme yang harus dijalani,yaitu melalui kongres luar biasa,”sebut La Nyalla.
Selain tidak setuju dengan format kompetisi dua wilayah,La Nyalla juga tidak sependapat dengan diadakannya sistem merger yang saat ini terjadi.Menurut pria yang juga Ketua Pengprov PSSI Jawa Timur ini,proses merger hanya akal-akalan klubklub Liga Primer Indonesia (LPI) untuk mendapatkan uang dan bisa melunasi hutang-hutang kepada konsorsium LPI.
(seputar-indonesia)
0 komentar:
Post a Comment
Petunjuk Berkomentar :
-> Pilih Name/URL
-> Isi dengan Nama anda
-> Kosongkan URLnya jika tidak punya
-> Atau isi URLnya dengan alamat FaceBook anda
-> Isi komentar anda
-> Lalu tekan Postkan Komentar