Persiku News - Keputusan PSSI untuk memasukkan enam klub dalam daftar prioritas verifikasi musim depan mengundang sejumlah pertanyaan karena alasannya dinilai mengada-ada.
Jumlah peserta kompetisi kasta tertinggi PSSI musim depan membengkak, dari 18 klub musim lalu, menjadi 24 klub. Badan sepak bola nasional itu juga sudah menetapkan ke-24 klub yang diprioritaskan untuk diverifikasi.
14 klub terdiri dari peserta Liga Super Indonesia (ISL) musim lalu, empat adalah klub promosi dari Divisi Utama hasil kompetisi musim lalu, sisanya adalah Persema Malang, Persibo Bojonegoro, PSM Makassar, PSMS Medan, Persebaya Surabaya dan Bontang FC.
Anggota Komite Eksekutif PSSI La Nyalla Mattalitti mengungkapkan alasan yang diambil lewat rapat Komite Eksekutif hari Rabu malam hingga Kamis dini hari (22/9/11) itu.
Menurut La Nyalla, mengutip keputusan rapat, Persema dan Persibo, yang musim lalu dipecat PSSI karena menyeberang ke Liga Primer Indonesia (LPI), dimasukkan kembali karena statusnya sudah diputuskan lewat rapat Komite Eksekutif sebelumnya.
Sementara mengenai empat klub lainnya, PSSI sama sekali tidak mendasarkan keputusannya pada Statuta PSSI, yang merupakan peraturan tertinggi organisasi sepak bola nasional tersebut.
"Tidak jelas (alasan ditarik kembali 6 klub). Persebaya, PSMS dan PSM dianggap kota-kota ikon, jadi harus masuk di Liga Super,” jelas La Nyalla.
“Sedangkan Bontang FC, yang kemarin degradasi, dinaikkan kembali dengan alasan 'Kemarin-kemarin didzolimi oleh (mantan ketua umum PSSI) Nurdin Halid',” lanjutnya, mengutip ucapan ketua umum PSSI Djohar Arifin Husin saat sidang.
Klub-klub yang diberi keistimewaan ini sangat erat kaitannya dengan LPI. Sama seperti Persibo dan Persema, PSM Makassar juga dihukum karena menyeberang ke LPI, namun berbeda dengan Persibo dan Persema, yang diputuskan lewat kongres, keputusan PSM baru sebatas rapat komite eksekutif.
Namun bagi Persibo dan Persema, PSSI seharusnya menggelar kongres terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan, karena sesuai Statuta PSSI, semua keputusan yang diambil lewat kongres hanya bisa dicabut lewat kongres.
Syarat yang mengundang pertanyaan diajukan PSSI untuk Persebaya Surabaya. Klub tersebut harus bersedia merger dengan klub Persebaya 1927, yang musim lalu berkiprah di LPI, jika ingin masuk ke kasta teratas kompetisi PSSI musim depan.
Sementara PSMS Medan sendiri baru saja merger dengan klub LPI, Bintang Medan, bulan lalu.
"Itu konyol. Hasil keputusan rapat Exco (Komite Eksekutif) semalam tidak sesuai statuta," tegas La Nyalla, yang juga menjabat sebagai ketua Pengurus PSSI Provinsi Jawa Timur itu.
Ia juga mengaku sudah bersuara lantang menolak keputusan ini, namun tidak digubris oleh para petinggi PSSI yang lain, termasuk ketua umum Djohar Arifin.
Jumlah peserta kompetisi kasta tertinggi PSSI musim depan membengkak, dari 18 klub musim lalu, menjadi 24 klub. Badan sepak bola nasional itu juga sudah menetapkan ke-24 klub yang diprioritaskan untuk diverifikasi.
14 klub terdiri dari peserta Liga Super Indonesia (ISL) musim lalu, empat adalah klub promosi dari Divisi Utama hasil kompetisi musim lalu, sisanya adalah Persema Malang, Persibo Bojonegoro, PSM Makassar, PSMS Medan, Persebaya Surabaya dan Bontang FC.
Anggota Komite Eksekutif PSSI La Nyalla Mattalitti mengungkapkan alasan yang diambil lewat rapat Komite Eksekutif hari Rabu malam hingga Kamis dini hari (22/9/11) itu.
Menurut La Nyalla, mengutip keputusan rapat, Persema dan Persibo, yang musim lalu dipecat PSSI karena menyeberang ke Liga Primer Indonesia (LPI), dimasukkan kembali karena statusnya sudah diputuskan lewat rapat Komite Eksekutif sebelumnya.
Sementara mengenai empat klub lainnya, PSSI sama sekali tidak mendasarkan keputusannya pada Statuta PSSI, yang merupakan peraturan tertinggi organisasi sepak bola nasional tersebut.
"Tidak jelas (alasan ditarik kembali 6 klub). Persebaya, PSMS dan PSM dianggap kota-kota ikon, jadi harus masuk di Liga Super,” jelas La Nyalla.
“Sedangkan Bontang FC, yang kemarin degradasi, dinaikkan kembali dengan alasan 'Kemarin-kemarin didzolimi oleh (mantan ketua umum PSSI) Nurdin Halid',” lanjutnya, mengutip ucapan ketua umum PSSI Djohar Arifin Husin saat sidang.
Klub-klub yang diberi keistimewaan ini sangat erat kaitannya dengan LPI. Sama seperti Persibo dan Persema, PSM Makassar juga dihukum karena menyeberang ke LPI, namun berbeda dengan Persibo dan Persema, yang diputuskan lewat kongres, keputusan PSM baru sebatas rapat komite eksekutif.
Namun bagi Persibo dan Persema, PSSI seharusnya menggelar kongres terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan, karena sesuai Statuta PSSI, semua keputusan yang diambil lewat kongres hanya bisa dicabut lewat kongres.
Syarat yang mengundang pertanyaan diajukan PSSI untuk Persebaya Surabaya. Klub tersebut harus bersedia merger dengan klub Persebaya 1927, yang musim lalu berkiprah di LPI, jika ingin masuk ke kasta teratas kompetisi PSSI musim depan.
Sementara PSMS Medan sendiri baru saja merger dengan klub LPI, Bintang Medan, bulan lalu.
"Itu konyol. Hasil keputusan rapat Exco (Komite Eksekutif) semalam tidak sesuai statuta," tegas La Nyalla, yang juga menjabat sebagai ketua Pengurus PSSI Provinsi Jawa Timur itu.
Ia juga mengaku sudah bersuara lantang menolak keputusan ini, namun tidak digubris oleh para petinggi PSSI yang lain, termasuk ketua umum Djohar Arifin.
(Inilah.com)
no komen
ReplyDelete