Seleksi Pemain Asing Persiku Ditunda

Persiku News - Seleksi pemain asing Persiku yang seharusnya dilakukan Senin (24/10), akhirnya ditunda hingga 7 November mendatang. Manajemen terpaksa melakukan hal tersebut karena ketidakjelasan jadwal kompetisi Liga Profesional level 2.

Komisaris Utama PT Kudus Muriatama, Ahmadi Safa mengemukakan, saat ini pihaknya memang masih fokus pada kejelasan jadwal kompetisi terlebih dahulu. "Untuk sementara kami tunggu saja kapan sebenarnya kompetisi digelar," katanya, Senin (24/10).

Menurutnya, cukup beresiko bila jadwal kompetisi tidak segera ditetapkan. Bagi Persiku sendiri, hal itu menjadi persoalan besar karena terkait tanggung jawab yang harus dilakukan kepada pemain. "Kami harus menggelar latihan dengan melibatkan mereka, semua itu butuh biaya. Kami harus mengetahui kapan kompetisi digelar untuk dapat menentukan kebijakan soal kontrak pemain dan juga kebijakan lainnya," ungkapnya.

Kondisi serupa juga berdampak pada rencana perekrutan pemain asing. Seperti halnya pemain lokal, upaya mendatangkan legiun asing juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan, perekrutannya dianggap lebih boros dan butuh kejelian khusus.

Kehati-hatian tersebut tetap diperlukan agar tidak ada kesalahan dalam perekrutan pemain asing. "Bila kita sudah merekrutnya, ada beberapa hal yang harus kami penuhi untuk mereka," ungkapnya.

Lagi-lagi, semua rencana tersebut untuk sementara harus ditunda terlebih dahulu. Perwakilan manejemen yang mengikuti pertemuan PSSI akhir pekan lalu mengabarkan hingga saat ini belum ada kepastian mengenai jadwal kompetisi.

Tidak hanya itu, pada satu kesempatan perwakilan manajemen PT Kudus Muriatama yang mengikuti kegiatan tersebut justru ditawari untuk masuk ke kompetisi level 1. Hanya saja, sebagai konsekuensinya pihaknya harus menyiapkan sejumlah persyaratan baik sarpras maupun jaminan modal operasional tim.

"Jawaban harus disampaikan hari itu juga (akhir pekan lalu - red). Karena dinilai memberatkan maka langsung kami nyatakan tidak dapat menerimanya," paparnya.

(Suara Merdeka)