Persiku News - PSSI mulai menyeriusi program pembinaan usia dini. Otoritas tertinggi sepakbola Indonesia ini mendatangkan instruktur pelatih dari Belanda demi menghasilkan pelatih-pelatih andal.
Dalam pembinaan usia dini, salah satu faktor kuncinya adalah pelatih. Di tangan pelatih yang berkualitas, talenta-talenta muda yang ada bisa dipoles sedemikian rupa sehingga berkembang menjadi pemain bagus.
PSSI menilai Indonesia saat ini belum punya pelatih berkualitas dalam jumlah yang memadai. Untuk itu, mereka pun memboyong Bert Pentury, seorang instruktur pelatih dari Asosiasi Sepakbola Belanda (KNVB).
"PSSI punya lima pilar program, salah satunya adalah pembinaan usia muda. Pembinaan usia muda terdiri dari sport science, kepelatihan, kompetisi, talent scouting," jelas Koordinator Bidang Timnas, Bob Hippy, dalam jumpa pers di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (3/10/2011).
"Kita sedang mencari sistem terbaik dalam kepelatihan. Untuk itu, saya akan mengumpulkan pelatih-pelatih nasional yang punya lisensi A, baik nasional maupun AFC, untuk berembug bersama-sama dengan Om Bert. Dia adalah instruktur dari KNVB yang berlisensi Pro UEFA yang sudah biasa melatih para pelatih-pelatih di Belanda," tambahnya.
Dengan hadirnya Bert Pentury, PSSI ingin mengetatkan sertifikasi kepelatihan. Diharapkan, pelatih punya lisensi sesuai dengan kapabilitasnya dan tak ada lagi pelatih
"Pelatihan-pelatihan yang lalu banyak yang lulus-lulusan. Kali ini kita dapatkan satu modal pelatih yang akan melatih pelatih dengan ketentuan tidak ada yang lulus karena membayar atau diluluskan," tegas Bob.
"Seperti kita tahu, sekarang ini kita cuma punya 2.000 pelatih. Itu pun saya tidak tahu kualitasnya. Sebagai perbandingan Jepang punya 50.000 pelatih, Swiss punya 50.000 pelatih."
"Sementara kita yang rakyatnya 230 juta cuma punya 2.000 pelatih. Bayangkan bagaimana bisa mendapatkan pemain yang baik di kemudian hari untuk kita terjunkan di tim nasional tanpa pelatih yang baik," paparnya.
Untuk program ini, PSSI akan mendapatkan bantuan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Namun, tidak disebutkan berapa nominalnya.
"Ada program dari Menpora untuk membiayai hal-hal seperti ini. Barangkali tidak bisa 100 persen. Mungkin 70:30 atau 50:50. Ini bukan khusus untuk SSB saja, tapi juga kepada lembaga pendidikan Indonesia, sebab di sana banyak guru-guru olahraga, tapi tak punya lisensi. Akhirnya, produknya pun begitu-begitu saja," imbuhnya.
"Besok malam, setelah pertandingan ujicoba timnas U-23 lawan Semen Padang, saya diundang oleh Universitas Negeri Padang untuk merundingkan hal ini dengan dosen-dosen mereka. Jadi, dari pihak universitas juga sudah mulai mengambil alih pelatihan di tempat masing-masing," papar Bob.
Dalam pembinaan usia dini, salah satu faktor kuncinya adalah pelatih. Di tangan pelatih yang berkualitas, talenta-talenta muda yang ada bisa dipoles sedemikian rupa sehingga berkembang menjadi pemain bagus.
PSSI menilai Indonesia saat ini belum punya pelatih berkualitas dalam jumlah yang memadai. Untuk itu, mereka pun memboyong Bert Pentury, seorang instruktur pelatih dari Asosiasi Sepakbola Belanda (KNVB).
"PSSI punya lima pilar program, salah satunya adalah pembinaan usia muda. Pembinaan usia muda terdiri dari sport science, kepelatihan, kompetisi, talent scouting," jelas Koordinator Bidang Timnas, Bob Hippy, dalam jumpa pers di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (3/10/2011).
"Kita sedang mencari sistem terbaik dalam kepelatihan. Untuk itu, saya akan mengumpulkan pelatih-pelatih nasional yang punya lisensi A, baik nasional maupun AFC, untuk berembug bersama-sama dengan Om Bert. Dia adalah instruktur dari KNVB yang berlisensi Pro UEFA yang sudah biasa melatih para pelatih-pelatih di Belanda," tambahnya.
Dengan hadirnya Bert Pentury, PSSI ingin mengetatkan sertifikasi kepelatihan. Diharapkan, pelatih punya lisensi sesuai dengan kapabilitasnya dan tak ada lagi pelatih
"Pelatihan-pelatihan yang lalu banyak yang lulus-lulusan. Kali ini kita dapatkan satu modal pelatih yang akan melatih pelatih dengan ketentuan tidak ada yang lulus karena membayar atau diluluskan," tegas Bob.
"Seperti kita tahu, sekarang ini kita cuma punya 2.000 pelatih. Itu pun saya tidak tahu kualitasnya. Sebagai perbandingan Jepang punya 50.000 pelatih, Swiss punya 50.000 pelatih."
"Sementara kita yang rakyatnya 230 juta cuma punya 2.000 pelatih. Bayangkan bagaimana bisa mendapatkan pemain yang baik di kemudian hari untuk kita terjunkan di tim nasional tanpa pelatih yang baik," paparnya.
Untuk program ini, PSSI akan mendapatkan bantuan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Namun, tidak disebutkan berapa nominalnya.
"Ada program dari Menpora untuk membiayai hal-hal seperti ini. Barangkali tidak bisa 100 persen. Mungkin 70:30 atau 50:50. Ini bukan khusus untuk SSB saja, tapi juga kepada lembaga pendidikan Indonesia, sebab di sana banyak guru-guru olahraga, tapi tak punya lisensi. Akhirnya, produknya pun begitu-begitu saja," imbuhnya.
"Besok malam, setelah pertandingan ujicoba timnas U-23 lawan Semen Padang, saya diundang oleh Universitas Negeri Padang untuk merundingkan hal ini dengan dosen-dosen mereka. Jadi, dari pihak universitas juga sudah mulai mengambil alih pelatihan di tempat masing-masing," papar Bob.
(Inilah.com)
0 komentar:
Post a Comment
Petunjuk Berkomentar :
-> Pilih Name/URL
-> Isi dengan Nama anda
-> Kosongkan URLnya jika tidak punya
-> Atau isi URLnya dengan alamat FaceBook anda
-> Isi komentar anda
-> Lalu tekan Postkan Komentar