Persiku News - Mesin tim Persiku mulai bergerak. Kemarin, manajemen mengumumkan telah menunjuk Riono Asnan sebagai pelatih Persiku untuk kompetisi mendatang. Ini sekaligus menutup peluang dua kandidat lainnya seperti Junaedi dan Raja Isa yang juga mengajukan lamaran ke manajemen.
Direktur PT Kudus Muritama Heru Murio Siswanto mengatakan, bukan tanpa alasan Persiku memilih Riono Asnan. Salah satu pertimbangan yang menjadi landasan manajemen tentu saja menyangkut nilai kontrak Riono yang cukup terjangkau. Meskipun enggan menyebut secara pasti, namun Heru mengungkapkan nilai kontrak Riono yang berdurasi satu musim ini berkisar di angka Rp200 juta sampai Rp300 juta.
Akan tetapi, dalam hal ini manajemen memberlakukan sistem progress. Jika di akhir putaran pertama Persiku mampu menorehkan prestasi yang membanggakan, manajemen siap memberikan tambahan kompensasi.
Pertimbangan lainnya adalah visi kepelatihan Riono yang dinilai mampu mengangkat moral bertanding para pemain. Ini sangat dibutuhkan Persiku yang sebagian besar kekuatannya merupakan barisan pemain muda.
”Kami juga melihat sisi historis beliau (Riono Asnan). Saat berkiprah di Kudus dulu, Persiku menjadi salah satu tim yang disegani. Kami berharap prestasi tersebut kembali terulang pada kompetisi mendatang,” ujar Heru.
Bagi publik sepak bola Kudus, Riono Asnan memang bukan orang asing lagi. Maklum, Riono memulai karis kepelatihannya memang di Kota Kretek saat ditugasi menangani PS Djarum di era 1990an. Setelah itu, Riono mendapat kepercayaan membesut Persiku yang bermaterikan sebagian besar pemain PS Djarum.
Di tangan Riono Asnan, Persiku menuai sukses besar. Tim ini sukses menapaki jalur kompetisi, mulai Divisi II hingga akhirnya berlaga di Divisi Utama, kasta sepak bola tertinggi di Indonesia saat itu. Namanya berkibar bersama para legenda sepak bola Kudus seperti Wahadi, Agus Santiko, dan Bambang Harsoyo.
Ini merupakan yang ketiga Riono Asnan menukangi Persiku. Pada 2005, Riono kembali dipanggil Persiku untuk melanjutkan tugas pelatih Hanafing yang diberhentikan di pertengahan musim.
”Suatu kehormatan bisa kembali ke Kudus, tempat di mana saya meniti karir sebagai pelatih. Kudus dan PS Djarum telah memberikan banyak pelajaran dan ilmu kepada saya. Kepercayaan ini menjadi sebuah tantangan yang harus dijawab dengan prestasi,” kata Riono saat dihubungi, kemarin.
Setelah deal harga dengan manajemen, Riono mengagendakan bakal mulai menggelar seleksi pemain pada Selasa (11/10) pekan depan. Untuk tahap awal, dia akan melihat terlebih dahulu kualitas pemain-pemain lokal Kudus, termasuk pilar-pilar Persiku musim lalu. Setelah itu, pelatih berusia 53 tahun ini baru mencari tambahan pemain domestik dan tidak menutup kemungkinan juga mendatangkan tenaga mancanegara.
“Pada kompetisi musim lalu, saya hanya sekali melihat permainan Persiku, yakni ketika Mojokerto Putra bermain di Kudus. Memang ada beberapa pemain yang bisa direkomendasikan. Namun, untuk kepastiannya akan saya lihat nanti di sesi seleksi,” ungkapnya.
(Okezone)
Direktur PT Kudus Muritama Heru Murio Siswanto mengatakan, bukan tanpa alasan Persiku memilih Riono Asnan. Salah satu pertimbangan yang menjadi landasan manajemen tentu saja menyangkut nilai kontrak Riono yang cukup terjangkau. Meskipun enggan menyebut secara pasti, namun Heru mengungkapkan nilai kontrak Riono yang berdurasi satu musim ini berkisar di angka Rp200 juta sampai Rp300 juta.
Akan tetapi, dalam hal ini manajemen memberlakukan sistem progress. Jika di akhir putaran pertama Persiku mampu menorehkan prestasi yang membanggakan, manajemen siap memberikan tambahan kompensasi.
Pertimbangan lainnya adalah visi kepelatihan Riono yang dinilai mampu mengangkat moral bertanding para pemain. Ini sangat dibutuhkan Persiku yang sebagian besar kekuatannya merupakan barisan pemain muda.
”Kami juga melihat sisi historis beliau (Riono Asnan). Saat berkiprah di Kudus dulu, Persiku menjadi salah satu tim yang disegani. Kami berharap prestasi tersebut kembali terulang pada kompetisi mendatang,” ujar Heru.
Bagi publik sepak bola Kudus, Riono Asnan memang bukan orang asing lagi. Maklum, Riono memulai karis kepelatihannya memang di Kota Kretek saat ditugasi menangani PS Djarum di era 1990an. Setelah itu, Riono mendapat kepercayaan membesut Persiku yang bermaterikan sebagian besar pemain PS Djarum.
Di tangan Riono Asnan, Persiku menuai sukses besar. Tim ini sukses menapaki jalur kompetisi, mulai Divisi II hingga akhirnya berlaga di Divisi Utama, kasta sepak bola tertinggi di Indonesia saat itu. Namanya berkibar bersama para legenda sepak bola Kudus seperti Wahadi, Agus Santiko, dan Bambang Harsoyo.
Ini merupakan yang ketiga Riono Asnan menukangi Persiku. Pada 2005, Riono kembali dipanggil Persiku untuk melanjutkan tugas pelatih Hanafing yang diberhentikan di pertengahan musim.
”Suatu kehormatan bisa kembali ke Kudus, tempat di mana saya meniti karir sebagai pelatih. Kudus dan PS Djarum telah memberikan banyak pelajaran dan ilmu kepada saya. Kepercayaan ini menjadi sebuah tantangan yang harus dijawab dengan prestasi,” kata Riono saat dihubungi, kemarin.
Setelah deal harga dengan manajemen, Riono mengagendakan bakal mulai menggelar seleksi pemain pada Selasa (11/10) pekan depan. Untuk tahap awal, dia akan melihat terlebih dahulu kualitas pemain-pemain lokal Kudus, termasuk pilar-pilar Persiku musim lalu. Setelah itu, pelatih berusia 53 tahun ini baru mencari tambahan pemain domestik dan tidak menutup kemungkinan juga mendatangkan tenaga mancanegara.
“Pada kompetisi musim lalu, saya hanya sekali melihat permainan Persiku, yakni ketika Mojokerto Putra bermain di Kudus. Memang ada beberapa pemain yang bisa direkomendasikan. Namun, untuk kepastiannya akan saya lihat nanti di sesi seleksi,” ungkapnya.
(Okezone)
0 komentar:
Post a Comment
Petunjuk Berkomentar :
-> Pilih Name/URL
-> Isi dengan Nama anda
-> Kosongkan URLnya jika tidak punya
-> Atau isi URLnya dengan alamat FaceBook anda
-> Isi komentar anda
-> Lalu tekan Postkan Komentar