Persiku News - Menjelang kompetisi digelar 19 November mendatang, Persiku Kudus masih mempunyai hutang sebesar Rp 1,1 miliar dari pihak ketiga. Pinjaman sebesar Rp 750 juta diantaranya digunakan untuk persiapan play off, sedangkan sisanya untuk modal operasional pembentukan tim Divisi Utama 2010-2011.
Lebih lanjut dia menyatakan banyak pihak tidak mau tahu soal mengapa Persiku harus mengikuti play off. Pasalnya, saat ini pihak PT Liga Indonesia memang mengisyaratkan hal seperti itu. "Itu sebagai upaya untuk dapat bertahan di Divisi Utama. Bila kemudian ada dinamika lain yang berkembang, itu di luar kewenangan kami," paparnya.
Sebenarnya, bila ingin tetap "aman" dan tidak perlu dipusingkan dengan tumpukan hutang, pihaknya dapat saja tidak mengikuti play off. Namun begitu, tentu akan semakin banyak pihak yang mengkritik pihaknya tidak berusaha untuk mendapatkan satu tiket ke Divisi Utama.
Hal serupa juga terjadi pada hutang sebesar Rp 350 juta yang saat ini ditanggung tim. Alokasi sebesar itu merupakan satu konsekwensi logis untuk dapat mempertahankan tim hingga sejauh ini. Diakuinya, dana bantuan dari Djarum termin pertama sebesar Rp 500 juta, juga sudah diterima.
Hanya saja, jumlahnya ternyata tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan tim. Sedangkan harapan untuk mendapatkan tambahan dari perusahaan di Kota Kretek, kenyataannya hingga saat ini belum banyak direspon. "Kami akan mengupayakan pendekatan lagi kepada mereka," tandasnya.
(Anton WH/CN14, Suara Merdeka)
0 komentar:
Post a Comment
Petunjuk Berkomentar :
-> Pilih Name/URL
-> Isi dengan Nama anda
-> Kosongkan URLnya jika tidak punya
-> Atau isi URLnya dengan alamat FaceBook anda
-> Isi komentar anda
-> Lalu tekan Postkan Komentar