SMM Khawatirkan Persiku Kembali Terseok

Persiku News - Pendukung Persiku yang tergabung dalam suporter Macan Muria (SMM) mengkhawatirkan kemungkinan tim kebanggaanya akan kembali terseok saat mengikuti kompetisi Divisi Utama 2010 - 2011.
Hal tersebut terkait persoalan pendanaan yang hingga saat ini belum sepenuhnya memperoleh kejelasan.

Menurut Ketua SMM, Taufan Hapsoro, Minggu (7/11), kekhawatiran seperti itu cukup beralasan. Pasalnya, beberapa pihak ''kunci'' baik dari kalangan manajemen, eksekutif maupun legislatif belum dinilai belum ''satu suara'' mengenai hal itu. "Kita akan mencoba mempertemukan semua pihak terkait," tandasnya.

Ide tersebut sebenarnya sudah pernah dicoba beberapa musim kompetisi lalu. Ketika itu, Persiku Kudus mempunyai persoalan yang nyaris sama seperti yang dialami saat ini. Harapan ketika, itu pihak-pihak yang dipertemukan akan dapat mencari solusi atas persoalan yang dihadapi tim. "Kenyataannya, ada pihak yang tidak bersedia mengikuti pertemuan itu," katanya tanpa merinci pihak mana yang dimaksud.

Tanpa bermaksud menyalahkan pihak manapun, publik akhirnya mengetahui Persiku nyaris saja tidak dapat mengikuti kompetisi. Penyebabnya, saat itu terjadi defisit pendanaan dan itu yang paling dikhawatirkan.

Terkait hal tersebut, pihaknya akan kembali mempertemukan semua pihak yang dianggap mempunyai kewenangan dan kemampuan untuk menentukan nasib tim pada masa mendatang. Melalui pertemuan tersebut diharapkan masing-masing pihak dapat memusatkan upaya untuk membesarkan dan mempertahankan tim.

Semua kepentingan di luar itu, diharapkan dapat dihilangkan. Bila semua mengaku sebagai ''orang bola'' tentu akan dapat melakukan apa yang sepantasnya dilakukan untuk Persiku. "Persiku milik kita, dan dapat diselamatkan kalau kita bersatu," tandasnya.

Disinggung soal harapan dari kalangan suporter, Taufan mengaku pendukung Persiku sebenarnya juga tidak mengharapkan sesuatu yang dianggap di luar kemampuan. Pendukung tentu dapat melihat seberapa kemampuan yang dimiliki tim saat ini. Hanya saja, semua itu baru dapat direalisasikan bila semua pihak duduk satu meja dan mempunyai tujuan yang sama.

(Anton WH/CN26, Suara Merdeka)