Persiku News - CEO Badan Liga Indonesia (BLI) Joko Driyono meluruskan simpang-siur seputar degradasi di Divisi Utama Liga Indonesia.
Sebelumnya muncul kabar, karena adanya kebijakan pengurus lama PSSI era Nurdin Halid yang menambah peserta dari 36 menjadi 44, maka sistem degradasi di divisi yang terdiri dari tiga grup itupun berubah.
"Kami masih mengacu pada manual liga. Menyatakan tiga tim terbawah masing-masing grup terdegradasi. Kami sadar hasil Kongres di Bali menetapkan ada 44 peserta Divisi Utama, sementara di manual liga ada 36. Berarti ada delapan kekosongan," ungkapnya usai acara Nike MUPC di Lapangan C, Senayan, Jakarta, Minggu (15/5/11).
"Bagaimana cara mengisinya bukan wewenang kami. Sebagai CEO liga, bukan wewenang kami tentang bagaimana cara mengisinya, itu wewenang PSSI," lanjutnya.
Dijelaskan Joko, dengan keputusan Komisi Disiplin yang menghukum Persema Malang, PSM Makassar dan Persibo Bojonegoro turun ke Divisi Satu karena menyeberang ke Liga Primer Indonesia, maka terjadi 11 kekosongan di kasta Liga Super dan Divisi Utama yang harus diatasi.
"Bukan wewenang kami untuk menjustifikasi bagaimana kebijakan kepengurusan PSSI yang baru nanti. Kami mengacu pada manual liga dan sampai sekarang masih tetap tiga yang terdegradasi. Kecuali ada kebijakan lain dari (pengurus baru) PSSI," tegasnya.
Selanjutnya, Joko berharap tidak terlalu banyak perubahan kebijakan terjadi agar BLI bisa menyusun program yang stabil.
"Tugas kami adalah melaksanakan kebijakan yang dibuat PSSI. Mudah-mudahan kebijakan PSSI tidak berubah-ubah, agar kita (BLI) mudah menyusun perencanaan," tuntasnya.(Inilah.com)
Sebelumnya muncul kabar, karena adanya kebijakan pengurus lama PSSI era Nurdin Halid yang menambah peserta dari 36 menjadi 44, maka sistem degradasi di divisi yang terdiri dari tiga grup itupun berubah.
"Kami masih mengacu pada manual liga. Menyatakan tiga tim terbawah masing-masing grup terdegradasi. Kami sadar hasil Kongres di Bali menetapkan ada 44 peserta Divisi Utama, sementara di manual liga ada 36. Berarti ada delapan kekosongan," ungkapnya usai acara Nike MUPC di Lapangan C, Senayan, Jakarta, Minggu (15/5/11).
"Bagaimana cara mengisinya bukan wewenang kami. Sebagai CEO liga, bukan wewenang kami tentang bagaimana cara mengisinya, itu wewenang PSSI," lanjutnya.
Dijelaskan Joko, dengan keputusan Komisi Disiplin yang menghukum Persema Malang, PSM Makassar dan Persibo Bojonegoro turun ke Divisi Satu karena menyeberang ke Liga Primer Indonesia, maka terjadi 11 kekosongan di kasta Liga Super dan Divisi Utama yang harus diatasi.
"Bukan wewenang kami untuk menjustifikasi bagaimana kebijakan kepengurusan PSSI yang baru nanti. Kami mengacu pada manual liga dan sampai sekarang masih tetap tiga yang terdegradasi. Kecuali ada kebijakan lain dari (pengurus baru) PSSI," tegasnya.
Selanjutnya, Joko berharap tidak terlalu banyak perubahan kebijakan terjadi agar BLI bisa menyusun program yang stabil.
"Tugas kami adalah melaksanakan kebijakan yang dibuat PSSI. Mudah-mudahan kebijakan PSSI tidak berubah-ubah, agar kita (BLI) mudah menyusun perencanaan," tuntasnya.(Inilah.com)
0 komentar:
Post a Comment
Petunjuk Berkomentar :
-> Pilih Name/URL
-> Isi dengan Nama anda
-> Kosongkan URLnya jika tidak punya
-> Atau isi URLnya dengan alamat FaceBook anda
-> Isi komentar anda
-> Lalu tekan Postkan Komentar