Persiku Diupayakan Tetap Milik Kudus

Persiku News - Terkait Upaya Mendatangkan Investor berbagai upaya untuk dapat mempertahankan tim termasuk mendatangkan sejumlah investor ke Kota Keretek diyakini merupakan hal yang sangat perlu diapresiasi. Pasalnya, langkah tersebut merupakan pembuktian banyaknya komponen yang peduli terhadap eksistensi Tim Macan Muria.

Hanya saja, semua langkah yang dilakukan diharapkan dapat mengedepankan semangat ''Kudusan''. Pernyataan tersebut disampaikan Komisaris PT Kudus Muriatama Ayatullah Humaini. Menurutnya, semangat ''Kudusan'' mengacu pada upaya agar Persiku dapat tetap menjadi milik masyarakat Kudus.

Pertimbangannya, Persiku sudah bertahun-tahun menjadi ikon masyarakat Kudus. Semangat dan gemuruh tepuk tangan masyarakat saat menyaksikan tim kesayangannya berlaga di Stadion Wergu Wetan, menjadi pembuktian kecintaan warga terhadap tim sepak bola tersebut.

Jadi, bila suatu saat tim tersebut jatuh kepada orang di luar Kudus, maka akan sangat disayangkan. "Sekali lagi ini hanya penilaian saya pribadi. Semangat untuk mempertahankan tim diharapkan tidak perlu menjual Persiku kepada warga di luar Kudus," ujarnya, Selasa (10/4).

Pada saat sekarang, tawaran investor yang akan mengelola tim secara penuh sebenarnya cukup menggiurkan. Alasannya, tim memang masih sangat membutuhkan dana segar untuk dapat melanjutkan kompetisi. "Mungkin akan banyak pihak yang mendorong ke arah tersebut," paparnya.

Namun begitu, semua pihak juga perlu memahami kondisi dalam beberapa tahun mendatang seandainya tim benar-benar dimiliki warga di luar Kudus. Persoalan apakah nuansa Kudus akan tetap dipertahankan dengan kepemilikan seperti itu, jelas masih menjadi tanda tanya besar. Akan menjadi persoalan yang jauh lebih besar seandainya semangat ''Kudusan'' hilang.

Jadi, dengan berbagai macam kendala yang dihadapi saat sekarang pihaknya berharap masih ada solusi selain menjual sepenuhnya kepemilikan Persiku ke daerah lain. Bila harus dibagi kepemilikannya, wong Kudus diharapkan dapat mempunyai prosentase yang lebih besar.

Sumber : Suara Merdeka