Persiku News - Belasan pemain Persiku Kudus, Jumat, kembali mendatangi manajemen tim ini untuk menanyakan kepastian soal pembayaran gaji pemain yang hingga kini belum sepenuhnya terbayarkan.
Sebanyak 13 pemain Persiku tersebut mendatangi Kantor PDAM Kudus, karena sebagian pengurus Persiku merupakan pegawai PDAM Kudus. Mereka diterima Komisaris PT Kudus Muriatama Ayatullah Humaini.
Pertemuan yang dimulai sekitar pukul 10.50 WIB itu, sempat terjadi ketegangan dan adu mulut karena masing-masing pihak ingin menyampaikan tuntutannya.
Setelah terjadi pembicaraan selama beberapa menit, akhirnya ketegangan antara pemain dengan pihak manajemen bisa terkendali, sehingga pembicaraan soal kepastian gaji pemain bisa diutarakan dengan baik.
Salah seorang pemain Persiku, Voller Ortega mengungkapkan, kedatangannya bersama pemain yang lain untuk meminta kejelasan soal pembayaran gaji pemain.
"Kami juga ingin mengetahui kepastian waktunya, karena sejumlah pemain juga memiliki keluarga," ujarnya.
Sebetulnya, kata dia, persoalan ini bisa diselesaikan ketika ada komunikasi antara pemain dengan pengurus, karena selama ini hal itu belum terjadi.
"Jika ada komunikasi intensif, tentunya tidak akan terjadi perbedaan persepsi," ujarnya.
Sebetulnya, kata dia, gaji pemain yang belum terbayarkan sejak Januari 2012 hingga sekarang. Akan tetapi, ada yang belum terbayarkan sejak Desember 2011.
"Kalaupun ada pemain yang sudah dibayar, tentunya belum penuh," ujarnya.
Terkait dengan makan sehar-hari para pemain di Mess Persiku, dia mempersilakan, untuk mengeceknya langsung agar mengetahui kondisi sebenarnya tentang menu makanan yang disajikan setiap harinya.
Ia mengaku, belum pernah menerima suplemen vitamin, sepatu, maupun jaket tim.
Akan tetapi, pemain yang berposisi sebagai gelandang tersebut mengakui, salut dengan manajemen tanpa dukungan APBD, akan tetapi masih mampu membawa Tim Persiku mengikuti kompetisi hingga sekarang.
Ia menegaskan, tetap akan menjalani latihan rutin serta siap main saat tim ini berlaga di kandang Persis Solo pada 21 April 2012.
Pada kesempatan tersebut, Voller juga menyampaikan apresiasinya terhadap Humaini yang mengungkapkan uang yang dikeluarkannya selama ini merupakan hasil jerih payahnya pribadi.
Sementara itu, Alaso Onyekachukwu mengakui, beberapa kali menerima uang dari manajemen antara Rp1 juta hingga Rp2 juta, sehingga sejak Desember 2011 hingga sekarang belum menerima pembayaran gaji maupun kontrak secara penuh.
Akibatnya, lanjut dia, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya tidak mencukupi.
Sementara itu, Ayatullah Humaini berharap, pemain tidak ada yang mogok, selama masih mempercayai manajemen untuk berupaya memenuhi hak pemain.
"Kami mengakui belum bisa memenuhi hak pemain. Akan tetapi, mereka diharapkan tetap memahami kondisi yang sedang terjadi karena saat ini manajemen masih tetap berupaya memenuhi hak mereka," ujarnya.
Meskipun tidak memiliki dana yang cukup, katanya, manajemen tetap menyiapkan bonus Rp50 juta untuk kemenangan pemain saat lawan Persis Solo.
Gaji pemain yang belum terbayarkan sepenuhnya, katanya, sejak Desember 2011 hingga Maret 2011.
"Akan tetapi, kami sudah mengeluarkan dana sekitar Rp100 juta untuk gaji para pemain, meskipun setiap pemain belum terima penuh," ujarnya.
Sementara kebutuhan gaji pemain setiap bulannya, kata dia, mencapai Rp160 juta, sehingga ketika terjadi tunggakan selama empat bulan mencapai Rp640 juta.
Apabila hingga 20 April 2012 manajemen belum mendapatkan uang, katanya, pemain dimungkinkan ada yang mundur setelah laga kontra Persis Solo, demikian halnya dirinya juga demikian karena sudah tidak ada sumber pemasukan dana.
Sebelumnya, aksi serupa juga pernah dilakukan dengan mendatangi kantor PDAM Kudus untuk meminta kepastian serupa, meskipun hingga kini belum sepenuhnya selesai.
Sumber : ANTARASebanyak 13 pemain Persiku tersebut mendatangi Kantor PDAM Kudus, karena sebagian pengurus Persiku merupakan pegawai PDAM Kudus. Mereka diterima Komisaris PT Kudus Muriatama Ayatullah Humaini.
Pertemuan yang dimulai sekitar pukul 10.50 WIB itu, sempat terjadi ketegangan dan adu mulut karena masing-masing pihak ingin menyampaikan tuntutannya.
Setelah terjadi pembicaraan selama beberapa menit, akhirnya ketegangan antara pemain dengan pihak manajemen bisa terkendali, sehingga pembicaraan soal kepastian gaji pemain bisa diutarakan dengan baik.
Salah seorang pemain Persiku, Voller Ortega mengungkapkan, kedatangannya bersama pemain yang lain untuk meminta kejelasan soal pembayaran gaji pemain.
"Kami juga ingin mengetahui kepastian waktunya, karena sejumlah pemain juga memiliki keluarga," ujarnya.
Sebetulnya, kata dia, persoalan ini bisa diselesaikan ketika ada komunikasi antara pemain dengan pengurus, karena selama ini hal itu belum terjadi.
"Jika ada komunikasi intensif, tentunya tidak akan terjadi perbedaan persepsi," ujarnya.
Sebetulnya, kata dia, gaji pemain yang belum terbayarkan sejak Januari 2012 hingga sekarang. Akan tetapi, ada yang belum terbayarkan sejak Desember 2011.
"Kalaupun ada pemain yang sudah dibayar, tentunya belum penuh," ujarnya.
Terkait dengan makan sehar-hari para pemain di Mess Persiku, dia mempersilakan, untuk mengeceknya langsung agar mengetahui kondisi sebenarnya tentang menu makanan yang disajikan setiap harinya.
Ia mengaku, belum pernah menerima suplemen vitamin, sepatu, maupun jaket tim.
Akan tetapi, pemain yang berposisi sebagai gelandang tersebut mengakui, salut dengan manajemen tanpa dukungan APBD, akan tetapi masih mampu membawa Tim Persiku mengikuti kompetisi hingga sekarang.
Ia menegaskan, tetap akan menjalani latihan rutin serta siap main saat tim ini berlaga di kandang Persis Solo pada 21 April 2012.
Pada kesempatan tersebut, Voller juga menyampaikan apresiasinya terhadap Humaini yang mengungkapkan uang yang dikeluarkannya selama ini merupakan hasil jerih payahnya pribadi.
Sementara itu, Alaso Onyekachukwu mengakui, beberapa kali menerima uang dari manajemen antara Rp1 juta hingga Rp2 juta, sehingga sejak Desember 2011 hingga sekarang belum menerima pembayaran gaji maupun kontrak secara penuh.
Akibatnya, lanjut dia, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya tidak mencukupi.
Sementara itu, Ayatullah Humaini berharap, pemain tidak ada yang mogok, selama masih mempercayai manajemen untuk berupaya memenuhi hak pemain.
"Kami mengakui belum bisa memenuhi hak pemain. Akan tetapi, mereka diharapkan tetap memahami kondisi yang sedang terjadi karena saat ini manajemen masih tetap berupaya memenuhi hak mereka," ujarnya.
Meskipun tidak memiliki dana yang cukup, katanya, manajemen tetap menyiapkan bonus Rp50 juta untuk kemenangan pemain saat lawan Persis Solo.
Gaji pemain yang belum terbayarkan sepenuhnya, katanya, sejak Desember 2011 hingga Maret 2011.
"Akan tetapi, kami sudah mengeluarkan dana sekitar Rp100 juta untuk gaji para pemain, meskipun setiap pemain belum terima penuh," ujarnya.
Sementara kebutuhan gaji pemain setiap bulannya, kata dia, mencapai Rp160 juta, sehingga ketika terjadi tunggakan selama empat bulan mencapai Rp640 juta.
Apabila hingga 20 April 2012 manajemen belum mendapatkan uang, katanya, pemain dimungkinkan ada yang mundur setelah laga kontra Persis Solo, demikian halnya dirinya juga demikian karena sudah tidak ada sumber pemasukan dana.
Sebelumnya, aksi serupa juga pernah dilakukan dengan mendatangi kantor PDAM Kudus untuk meminta kepastian serupa, meskipun hingga kini belum sepenuhnya selesai.
0 komentar:
Post a Comment
Petunjuk Berkomentar :
-> Pilih Name/URL
-> Isi dengan Nama anda
-> Kosongkan URLnya jika tidak punya
-> Atau isi URLnya dengan alamat FaceBook anda
-> Isi komentar anda
-> Lalu tekan Postkan Komentar