Persiku News - Hasil workshopPSSI yang mensyaratkan klub Divisi Utama menyetor dana Rp2 miliar sebagai dana deposito dinilai sangat memberatkan. Sebab,memasuki masa krisis finansial setelah larangan penggunaan dana APBD,sumber dana masing-masing klub semakin berkurang.
Dengan demikian,untuk mencari dana sebagai deposit satu musim kompetisi merupakan pekerjaan yang sulit dilakukan. Sekretaris Umum Persiku Trisno Suwandi menyatakan, Persiku siap menerima kedatangan tim verifikasi dari Liga Indonesia. Pihaknya optimistis Persiku lolos dari verifikasi.
Dengan demikian,untuk mencari dana sebagai deposit satu musim kompetisi merupakan pekerjaan yang sulit dilakukan. Sekretaris Umum Persiku Trisno Suwandi menyatakan, Persiku siap menerima kedatangan tim verifikasi dari Liga Indonesia. Pihaknya optimistis Persiku lolos dari verifikasi.
Sebab, struktur organisasi dan sarana penunjang milik tim kebanggaan publik Kudus ini juga cukup memadai. Apalagi,di tahapan verifikasi musim lalu Persiku juga lolos dan berhak tampil di kompetisi.
”Mengenai administrasi,sumber dana manusia, dan persyaratan teknis lainnya kami yakin masih bisa memenuhi.Akan tetapi,terkait syarat deposit Rp2 miliar untuk tim Divisi Utama sungguh memberatkan,”kata Trisno Suwandi. Untuk sisi administrasi dan legalitas,Persiku telah menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan badan hukum.Begitu juga dengan pembinaan usia dini.
Tim berjuluk Macan Muriaitu juga memiliki stok pemain muda yang terus digodok dalam wadah diklat sepak bola. Akan tetapi,yang menjadi persoalan adalah besaran deposit yang harus disetor.Dia berharap pihak Liga bisa melakukan kajian ulang terhadap keputusan ini.Sebab,jika regulasi tersebut tetap diberlakukan, banyak tim peserta terancam gulung tikar.
Ini mngingat sangat sulit mencari dana sebesar itu dalam waktu dekat.Kalaupun dana Rp2 miliar tersebut ada,kemungkinan besar tetap diprioritaskan untuk persiapan tim,seperti mencari pelatih dan berbelanja pemain. Trisno mengakui Persiku memang mendapat sokongan dari perusahaan-perusahaan di Kudus dalam jumlah yang relatif besar.Bisa dikatakan, Persiku menjadi salah satu tim dengan pendapatan dari sektor sponsorshipyang terbilang besar.
Namun, ternyata jumlah tersebut belum mampu mencukupi seluruh kebutuhan tim dalam satu musim.Dana APBD tetap menjadi sumber utama pendapatan klub. ”Jika tanpa APBD,kami mengandalkan kontribusi dengan pihak perusahaan.Nah,jumlah yang diberikan perusahaan tentu masih bisa dihitung.
Artinya,untuk mencukupi kebutuhan tim saja masih kurang.Dengan demikian,sudah tidak ada lagi dana untuk disetor kepada liga sebagai deposito dalam satu musim,”tutur Trisno. Dari sisi sarana penunjang,Persiku tetap optimistis.Apalagi,pada November mendatang, Persiku bakal menerima bantuan dari Kemenpora sebesar Rp8 miliar.Akan tetapi,dana tersebut tidak diperkenankan untuk pembiayaan kompetisi.
”Mengenai administrasi,sumber dana manusia, dan persyaratan teknis lainnya kami yakin masih bisa memenuhi.Akan tetapi,terkait syarat deposit Rp2 miliar untuk tim Divisi Utama sungguh memberatkan,”kata Trisno Suwandi. Untuk sisi administrasi dan legalitas,Persiku telah menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan badan hukum.Begitu juga dengan pembinaan usia dini.
Tim berjuluk Macan Muriaitu juga memiliki stok pemain muda yang terus digodok dalam wadah diklat sepak bola. Akan tetapi,yang menjadi persoalan adalah besaran deposit yang harus disetor.Dia berharap pihak Liga bisa melakukan kajian ulang terhadap keputusan ini.Sebab,jika regulasi tersebut tetap diberlakukan, banyak tim peserta terancam gulung tikar.
Ini mngingat sangat sulit mencari dana sebesar itu dalam waktu dekat.Kalaupun dana Rp2 miliar tersebut ada,kemungkinan besar tetap diprioritaskan untuk persiapan tim,seperti mencari pelatih dan berbelanja pemain. Trisno mengakui Persiku memang mendapat sokongan dari perusahaan-perusahaan di Kudus dalam jumlah yang relatif besar.Bisa dikatakan, Persiku menjadi salah satu tim dengan pendapatan dari sektor sponsorshipyang terbilang besar.
Namun, ternyata jumlah tersebut belum mampu mencukupi seluruh kebutuhan tim dalam satu musim.Dana APBD tetap menjadi sumber utama pendapatan klub. ”Jika tanpa APBD,kami mengandalkan kontribusi dengan pihak perusahaan.Nah,jumlah yang diberikan perusahaan tentu masih bisa dihitung.
Artinya,untuk mencukupi kebutuhan tim saja masih kurang.Dengan demikian,sudah tidak ada lagi dana untuk disetor kepada liga sebagai deposito dalam satu musim,”tutur Trisno. Dari sisi sarana penunjang,Persiku tetap optimistis.Apalagi,pada November mendatang, Persiku bakal menerima bantuan dari Kemenpora sebesar Rp8 miliar.Akan tetapi,dana tersebut tidak diperkenankan untuk pembiayaan kompetisi.
(Seputar Indonesia)
0 komentar:
Post a Comment
Petunjuk Berkomentar :
-> Pilih Name/URL
-> Isi dengan Nama anda
-> Kosongkan URLnya jika tidak punya
-> Atau isi URLnya dengan alamat FaceBook anda
-> Isi komentar anda
-> Lalu tekan Postkan Komentar