Persiku News - Dualime kompetisi sepak bola di Tanah Air diduga menjadi salah satu penyebab Persiku Kudus kesulitan mendapatkan sponsor untuk membantu pendanaan tim itu selama musim kompetisi, kata Manajer Umum Unit Bisnis PT Kudus Muriatama Ayatullah Humaini.
"Pada kompetisi 2011-2012, Persiku dimungkinkan tidak mendapat sumbangan dana dari pengusaha lokal maupun sponsor seperti halnya musim kompetisi sebelumnya mendapatkan sumbangan dalam jumlah besar," ujarnya di Kudus, Kamis.
Ia menduga persoalan dualisme kompetisi yang hingga saat ini belum terselesaikan, bisa dijadikan alasan sejumlah pengusaha atau sponsor enggan membantu pendanaan tim seperti halnya kompetisi sebelumnya yang selalu mendapatkan dana bantuan dalam jumlah bervariasi.
Dia berharap, persoalan yang bisa menghambat kemajuan persepakbolaan di Tanah Air itu, bisa diselesaikan secepatnya.
Meski demikian, tim berjuluk Macan Muria itu tak akan berhenti berburu striker untuk mempertajam lini depan maupun lini belakang untuk memperkuat barisan belakang tim.
"Kami pastikan, sebelum berangkat ke kandang PS Bengkulu pada 3 Januari 2012, dua pemain asing untuk menempati posisi lini depan dan belakang sudah terbeli. Dengan catatan pemain yang disodorkan ke manajemen memang layak," ujar Humaini yang juga Manajer Tim Persiku.
Tambahan dua legiun asing tersebut, diharapkan lini belakang tim itu semakin tajam, sehingga laga tandang mendatang bisa menghasilkan poin.
"Demikian halnya, tambahan lini belakang diharapkan tidak mudah mengalami kebobolan," ujarnya.
Ia mengakui, lini depan tim Persiku ketika menjamu Persis Solo di Stadion Wergu Wetan, pada Rabu (21/12), masih kurang tajam karena sejumlah peluang matang belum bisa membuahkan gol, sedangkan skor akhir 1-1.
Untuk memperkuat keuangan tim, katanya, manajemen sudah menyusun sejumlah rencana jangka panjang maupun jangka pendek.
Asisten Manajer Persiku M Irfan mengatakan, hingga saat ini tim Persiku menerima pendaftaran pemain asing, menyusul dua pemain sebelumnya dicoret karena tidak sesuai kebutuhan tim.
"Mudah-mudahan sebelum akhir Desember 2011 sebagai batas akhir pendaftaran pemain sudah ada dua pemain asing yang direkomendasikan untuk direkrut," ujarnya.
Hingga saat ini, kata dia, manajemen masih terus mencari pemain asing untuk posisi "striker" dan "stopper" yang dianggap sesuai kebutuhan tim dan nilai kontraknya juga tidak terlalu mahal.
Munculnya Indonesian Premier League (IPL) yang digagas PSSI dan PT Liga Indonesia sebagai tandingannya dimungkinkan akan memperburuk pembinaan sepak bola di Tanah Air.
Namun, bergabungnya tim Persiku dengan PT LI juga menguntungkan tim yang belum mendapatkan sponsor itu karena sebelum menjalani kompetisi sudah mengantongi uang sebesar Rp250 juta dari PT LI untuk membayar kontrak pemain dan pelatih serta kebutuhan lainnya.
Sebelum pertandingan bergulir, PT LI juga dikabarkan mengucurkan dana dalam jumlah yang sama, sehingga bisa dimanfaatkan untuk biaya laga tandang melawan PS Bengkulu pada 3 Januari 2012.
Anggaran yang dibutuhkan tim Persiku Kudus untuk mengikuti Kompetisi Sepak Bola Divisi Utama Liga Indonesia sekitar Rp8,06 miliar.
Dari rencana anggaran satu musim kompetisi tersebut, sekitar 32,2 persen untuk anggaran kontrak dan gaji tim, sekitar 31,51 persen untuk pertandingan kompetisi, selebihnya untuk pembinaan, sarana dan prasarana tim, serta perkenalan tim selama setahun.
"Pada kompetisi 2011-2012, Persiku dimungkinkan tidak mendapat sumbangan dana dari pengusaha lokal maupun sponsor seperti halnya musim kompetisi sebelumnya mendapatkan sumbangan dalam jumlah besar," ujarnya di Kudus, Kamis.
Ia menduga persoalan dualisme kompetisi yang hingga saat ini belum terselesaikan, bisa dijadikan alasan sejumlah pengusaha atau sponsor enggan membantu pendanaan tim seperti halnya kompetisi sebelumnya yang selalu mendapatkan dana bantuan dalam jumlah bervariasi.
Dia berharap, persoalan yang bisa menghambat kemajuan persepakbolaan di Tanah Air itu, bisa diselesaikan secepatnya.
Meski demikian, tim berjuluk Macan Muria itu tak akan berhenti berburu striker untuk mempertajam lini depan maupun lini belakang untuk memperkuat barisan belakang tim.
"Kami pastikan, sebelum berangkat ke kandang PS Bengkulu pada 3 Januari 2012, dua pemain asing untuk menempati posisi lini depan dan belakang sudah terbeli. Dengan catatan pemain yang disodorkan ke manajemen memang layak," ujar Humaini yang juga Manajer Tim Persiku.
Tambahan dua legiun asing tersebut, diharapkan lini belakang tim itu semakin tajam, sehingga laga tandang mendatang bisa menghasilkan poin.
"Demikian halnya, tambahan lini belakang diharapkan tidak mudah mengalami kebobolan," ujarnya.
Ia mengakui, lini depan tim Persiku ketika menjamu Persis Solo di Stadion Wergu Wetan, pada Rabu (21/12), masih kurang tajam karena sejumlah peluang matang belum bisa membuahkan gol, sedangkan skor akhir 1-1.
Untuk memperkuat keuangan tim, katanya, manajemen sudah menyusun sejumlah rencana jangka panjang maupun jangka pendek.
Asisten Manajer Persiku M Irfan mengatakan, hingga saat ini tim Persiku menerima pendaftaran pemain asing, menyusul dua pemain sebelumnya dicoret karena tidak sesuai kebutuhan tim.
"Mudah-mudahan sebelum akhir Desember 2011 sebagai batas akhir pendaftaran pemain sudah ada dua pemain asing yang direkomendasikan untuk direkrut," ujarnya.
Hingga saat ini, kata dia, manajemen masih terus mencari pemain asing untuk posisi "striker" dan "stopper" yang dianggap sesuai kebutuhan tim dan nilai kontraknya juga tidak terlalu mahal.
Munculnya Indonesian Premier League (IPL) yang digagas PSSI dan PT Liga Indonesia sebagai tandingannya dimungkinkan akan memperburuk pembinaan sepak bola di Tanah Air.
Namun, bergabungnya tim Persiku dengan PT LI juga menguntungkan tim yang belum mendapatkan sponsor itu karena sebelum menjalani kompetisi sudah mengantongi uang sebesar Rp250 juta dari PT LI untuk membayar kontrak pemain dan pelatih serta kebutuhan lainnya.
Sebelum pertandingan bergulir, PT LI juga dikabarkan mengucurkan dana dalam jumlah yang sama, sehingga bisa dimanfaatkan untuk biaya laga tandang melawan PS Bengkulu pada 3 Januari 2012.
Anggaran yang dibutuhkan tim Persiku Kudus untuk mengikuti Kompetisi Sepak Bola Divisi Utama Liga Indonesia sekitar Rp8,06 miliar.
Dari rencana anggaran satu musim kompetisi tersebut, sekitar 32,2 persen untuk anggaran kontrak dan gaji tim, sekitar 31,51 persen untuk pertandingan kompetisi, selebihnya untuk pembinaan, sarana dan prasarana tim, serta perkenalan tim selama setahun.
Sumber : ANTARA
sponsor pasti berfikir klo menjadi sponsor yng tim akan kena sangsi.
ReplyDeleteitu akibat jika ikut kompetisi yang tidak diakui pssi. maka kembalilah ke liga yang diakui pssi.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11799319
ReplyDeleteni baca di link ini kalu sampai di sanksi degradasi oleh pssi tembak aja direktur muriatama anjrit gwa males nonton ke stadion..... makan tu uang bakrie
MACAN MURIA bangkitlah dari tidurmu,,,
ReplyDeleteterkam semua lawanmu,,,
jangan biarkan lawanmu pulang dengan membawa poin dari kandangmu,,,
#songolas telu papat