Tim Persiku Alami Krisis Pendanaan

Persiku News - Persiku Kudus mengalami krisis dukungan pendanaan kompetisi yang dijalani di Divisi Utama Grup 1 Liga Indonesia. Sejumlah permohonan pendanaan ke pengusaha di Kabupaten Kudus belum membuahkan hasil. Hingga kini juga beluma ada kepastian turut mendukung pendanaan atau tidak.

Manajer Umum Unit Bisnis PT Kudus Muriatama, Ayatullah Humaini, mengatakan hal itu menyikapi kendala pendanaan Tim Macan Muria, Rabu (1/2). Kondisi keuangan Persiku saat ini sangat menipis dan mengkhawatirkan, bila tidak segera ditangani dengan bantuan dana segar, maka dipastikan Persiku tidak akan mampu melanjutkan kompetisi.

"Kami sudah memberikan surat permohonan kepada sejumlah pengusaha besar di Kudus untuk membantu keuangan Persiku, namun belum ada jawaban hingga saat ini," ujarnya.

Dampak dari seretnya penggalangan dana, Persiku diperkirakan tidak akan melanjutkan kompetisi. Perkiraan dana yang ada hanya cukup untuk bekal pertandingan tandang melawan Persih Tembilahan Riau pada 5 Februari 2012. "Jika tidak ada suntikan pendanaan pertandingan terakhir adalah melawan Persih Tembilahan," ujarnya.

Pihaknya saat ini hanya mengharapkan kenaikan dana transfer dari PT Liga Indonesia. Pasalnya klub yang akan diberikan bantuan menyusut, sehingga masih ada kemungkinan tambahan transfer dana. Sebelumnya, Persiku sudah menerima bantuan dana kompetisi sebesar Rp 350 juta dari rencana Rp 500 juta.

Namun, karena anggota tim yang ikut kompetisi hanya 22 tim saja, maka kemungkinan dana bantuan tersebut bisa sampai Rp 700 juta sampai Rp 750 juta per tim. Dana transfer tersebut menurut Humaini masih menyisakan kekurangan. Pasalnya dari estimasi yang dibutuhkan sebesar Rp 3 miliar untuk keperluan hingga kompetisi usai.

Bupati Kudus, Mustofa, mengatakan akan ikut membantu tim sepak bola yang menjadi kebanggaan warga Kota Kretek. Bentuk bantuan adalah penggalangan dana yang tidak menyalahi aturan dan membahayakan dari para pengusaha. "Kami akan menjelaskan kembali kepada pihak yang akan dimintai bantuan terkait kebutuhan dana," ujarnya.

Sumber : Suara Merdeka