Ricky Yakobi berjaket hitam |
Persiku News - Mantan pemain sepak bola tim nasional Indonesia Ricky Yakobi mengunjungi Sekolah Sepak Bola (SSB), di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (10/2/2012).
Dia menyemangati dan memotivasi para pemain SSB itu untuk menjadi pemain bola profesional. "Kerja sama tim sangat diperlukan. Jangan saling menyalahkan antar pemain tim karena justru bakal memperlemah tim," kata Ricky.
Dalam kesempatan itu, Ricky juga meminta PSSI dan klub-klub daerah memedulikan SSB. Pasalnya, SSB merupakan kunci penting regenerasi pemain sepak bola.
Selama ini, hanya perusahaan-perusahaan swasta yang peduli dengan para pemain muda dan anak-anak. Namun selepas dari SSB, para pemain itu kebingungan mau masuk klub-klub sepak bola. "Peran PSSI di daerah-daerah untuk membina SSB masih lemah. PSSI perlu menggelar kompetisi antar SSB sehingga potensi-potensi pemain sepak bola terpantau dan terdata," kata dia.
Mantan pemain tim nasional, Ricky Yacob, menilai kompetisi sepak bola usia dini di Tanah Air perlu ditingkatkan untuk menjaring bibit baru berkualitas di bidang sepak bola guna mengangkat prestasi sepak bola di Tanah Air.
"Persoalan yang dihadapi sekolah sepak bola (SSB) selama ini, masih minimnya kompetisi yang mengakomodir pemain seusia mereka yang berkisar antara 10 hingga 17 tahun," ujar Ricky Yacob ditemui ketika melakukan klinik pelatihan singkat terhadap murid SSB, di Lapangan Sepak Bola Jepang Pakis, Kecamatan Jati, Kudus, di Kudus, Jumat.
Seharusnya, kata Ricky yang merupakan pemain andalan klub Arseto Solo, Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI di masing-masing daerah memberikan wadah kompetisi untuk usia dini, karena potensi pemain sepak bola usia dini yang berkualitas cukup besar.
Pembinaan sepak bola yang selama ini dilakukan, katanya, masih sering terputus.
"Jika ada kompetisi sepak bola yang berkesinambungan, tentunya akan tersedia basis data pemain muda berbakat, sehingga pilihan pemain yang akan memperkuat tim nasional lebih mudah karena tersedia stok pemain berkualitas yang cukup banyak," ujar legenda sepak bola medio 1980-an itu.
Untuk itu, dia berharap, kompetisi diperbanyak untuk menjaring bibit-bibit unggul.
"Persoalan yang dihadapi sekolah sepak bola (SSB) selama ini, masih minimnya kompetisi yang mengakomodir pemain seusia mereka yang berkisar antara 10 hingga 17 tahun," ujar Ricky Yacob ditemui ketika melakukan klinik pelatihan singkat terhadap murid SSB, di Lapangan Sepak Bola Jepang Pakis, Kecamatan Jati, Kudus, di Kudus, Jumat.
Seharusnya, kata Ricky yang merupakan pemain andalan klub Arseto Solo, Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI di masing-masing daerah memberikan wadah kompetisi untuk usia dini, karena potensi pemain sepak bola usia dini yang berkualitas cukup besar.
Pembinaan sepak bola yang selama ini dilakukan, katanya, masih sering terputus.
"Jika ada kompetisi sepak bola yang berkesinambungan, tentunya akan tersedia basis data pemain muda berbakat, sehingga pilihan pemain yang akan memperkuat tim nasional lebih mudah karena tersedia stok pemain berkualitas yang cukup banyak," ujar legenda sepak bola medio 1980-an itu.
Untuk itu, dia berharap, kompetisi diperbanyak untuk menjaring bibit-bibit unggul.
Sumber : Kompas & Suara Merdeka
0 komentar:
Post a Comment
Petunjuk Berkomentar :
-> Pilih Name/URL
-> Isi dengan Nama anda
-> Kosongkan URLnya jika tidak punya
-> Atau isi URLnya dengan alamat FaceBook anda
-> Isi komentar anda
-> Lalu tekan Postkan Komentar