Persiku News - Para pemain Persiku Kudus, Jawa Tengah, hingga pekan ini belum menerima
gaji terhitung sejak Januari 2013 tanpa mendapatkan penjelasan dari
manajemen.
"Dengan kondisi keuangan pemain yang belum ada kepastian karena belum menerima gaji dari manajemen, tentunya ikut berpengaruh terhadap persiapan mereka dalam mengawali musim kompetisi Divisi Utama 2014," kata Pelatih Persiku Kudus Agus Riyanto di Kudus, Rabu.
Selain itu, kata dia, pemain juga belum diikat kontrak secara resmi, karena tanda tangan kontrak sebelumnya tanpa meterai.
Upaya menambah pemain, katanya, masih menunggu kesiapan manajemen, karena hingga kini belum mendapatkan kepastian.
Padahal, lanjut dia, tim pelatih sudah memiliki gambaran pemain yang bakal direkomendasikan kepada manajemen.
Meskipun para pemain mengetahui adanya persoalan terkait keuangan di tubuh Persiku, dia memastikan, para pemain tetap ingin membela Persiku Kudus.
Akan tetapi, kata dia, mereka juga menginginkan adanya kepastian nasib mereka, karena selain belum menerima gaji mereka juga menganggap belum diikat secara resmi.
"Kami berharap, keseriusan manajemen untuk menyelesaikan permasalahan yang ada agar persiapan pemain juga lebih fokus dalam menghadapi kompetisi yang akan dimulai pada pertengahan April 2014," ujarnya.
Berdasarkan keterangan para pemain Persiku, sejak sepekan terakhir mereka hanya mengandalkan uang saku yang dibawa dari rumah.
Mereka juga cukup bersyukur karena mendapatkan bantuan perlengkapan mandi dan gula, kopi serta teh dari suporter Persiku.
Junaedi, salah seorang pemain Persiku berharap, manajemen Persiku segera merespons keluhan pemain, karena gaji yang diharapkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama di Kudus, melainkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Kami butuh kejelasan. Jika terjalin komunikasi dengan baik, tentunya pemain juga akan mengerti dan bisa mengambil sikap atas kondisi manajemen yang terjadi saat ini," ujarnya.
Dengan kondisi tubuh yang tidak mendapatkan asupan makanan yang bergizi cukup, katanya, menu latihan yang dijalani juga tidak bisa maksimal.
Beberapa suporter yang peduli terhadap pemain Persiku, di antaranya datang dari Suporter Macan Muria (SMM) dan Bala Suporter Kudus Raya (Basoka) yang ikut memberikan bantuan dalam bentuk barang untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari para pemain.
Ketua Basoka, Bambang mengaku, prihatin dengan nasib pemain Persiku saat ini, karena sejak Januari 2014 hingga sekarang belum mendapatkan gaji.
Selain itu, kata dia, kontrak yang disodorkan pada Maret 2014 juga tanpa ada meterai.
Ia menduga, hal itu hanya upaya manajemen untuk meredam gejolak yang muncul di masyarakat.
"Kami tidak rela Persiku tidak bisa berlaga pada musim kompetisi tahun ini, gara-gara tidak ada keseriusan pihak manajemen," ujarnya.
"Dengan kondisi keuangan pemain yang belum ada kepastian karena belum menerima gaji dari manajemen, tentunya ikut berpengaruh terhadap persiapan mereka dalam mengawali musim kompetisi Divisi Utama 2014," kata Pelatih Persiku Kudus Agus Riyanto di Kudus, Rabu.
Selain itu, kata dia, pemain juga belum diikat kontrak secara resmi, karena tanda tangan kontrak sebelumnya tanpa meterai.
Upaya menambah pemain, katanya, masih menunggu kesiapan manajemen, karena hingga kini belum mendapatkan kepastian.
Padahal, lanjut dia, tim pelatih sudah memiliki gambaran pemain yang bakal direkomendasikan kepada manajemen.
Meskipun para pemain mengetahui adanya persoalan terkait keuangan di tubuh Persiku, dia memastikan, para pemain tetap ingin membela Persiku Kudus.
Akan tetapi, kata dia, mereka juga menginginkan adanya kepastian nasib mereka, karena selain belum menerima gaji mereka juga menganggap belum diikat secara resmi.
"Kami berharap, keseriusan manajemen untuk menyelesaikan permasalahan yang ada agar persiapan pemain juga lebih fokus dalam menghadapi kompetisi yang akan dimulai pada pertengahan April 2014," ujarnya.
Berdasarkan keterangan para pemain Persiku, sejak sepekan terakhir mereka hanya mengandalkan uang saku yang dibawa dari rumah.
Mereka juga cukup bersyukur karena mendapatkan bantuan perlengkapan mandi dan gula, kopi serta teh dari suporter Persiku.
Junaedi, salah seorang pemain Persiku berharap, manajemen Persiku segera merespons keluhan pemain, karena gaji yang diharapkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama di Kudus, melainkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Kami butuh kejelasan. Jika terjalin komunikasi dengan baik, tentunya pemain juga akan mengerti dan bisa mengambil sikap atas kondisi manajemen yang terjadi saat ini," ujarnya.
Dengan kondisi tubuh yang tidak mendapatkan asupan makanan yang bergizi cukup, katanya, menu latihan yang dijalani juga tidak bisa maksimal.
Beberapa suporter yang peduli terhadap pemain Persiku, di antaranya datang dari Suporter Macan Muria (SMM) dan Bala Suporter Kudus Raya (Basoka) yang ikut memberikan bantuan dalam bentuk barang untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari para pemain.
Ketua Basoka, Bambang mengaku, prihatin dengan nasib pemain Persiku saat ini, karena sejak Januari 2014 hingga sekarang belum mendapatkan gaji.
Selain itu, kata dia, kontrak yang disodorkan pada Maret 2014 juga tanpa ada meterai.
Ia menduga, hal itu hanya upaya manajemen untuk meredam gejolak yang muncul di masyarakat.
"Kami tidak rela Persiku tidak bisa berlaga pada musim kompetisi tahun ini, gara-gara tidak ada keseriusan pihak manajemen," ujarnya.
Sumber : Republika
0 komentar:
Post a Comment
Petunjuk Berkomentar :
-> Pilih Name/URL
-> Isi dengan Nama anda
-> Kosongkan URLnya jika tidak punya
-> Atau isi URLnya dengan alamat FaceBook anda
-> Isi komentar anda
-> Lalu tekan Postkan Komentar