Persiku News - Manajemen Persiku Kudus, Jawa Tengah, kembali mengangsur pembayaran gaji pemain, menyusul tersedianya uang sebanyak Rp60 juta, kata Komisaris PT Kudus Muriatama Ayatullah Humaini.
"Dari uang sebanyak itu, pembagiannya disesuaikan dengan persentase yang disepakati sebelumnya oleh para pemain," ujarnya di Kudus, Rabu.
Untuk pemain lokal Kudus, katanya, mendapatkan pembayaran berkisar antara Rp1,5 juta hingga Rp2 juta, sedangkan pemain luar Kudus berkisar antara Rp2 juta hingga Rp2,5 juta.
Khusus untuk pemain asing, katanya, mendapatkan pembayaran yang lebih besar berkisar antara Rp5 juta hingga Rp10 juta, karena jumlahnya hanya tiga orang.
Ia meminta, pemain untuk tetap bersabar, karena manajemen akan tetap bertanggung jawab dan mengupayakan bantuan dana dari berbagai pihak untuk melunasi kekurangan gaji pemain.
Pemain yang tetap bertahan di mes Persiku, katanya, biaya hidup setiap harinya akan tetap ditanggung manajemen.
Sementara pemain yang pulang ke daerahnya masing-masing, katanya, pembayaran gajinya akan ditransfer lewat rekening tabungan.
Pemain Persiku sempat mendapat pembayaran uang sebesar Rp25 juta untuk dibagi kepada sejumlah pemain, namun ditolak karena setiap pemain dimungkinkan akan menerima bagian dalam jumlah yang terlalu kecil.
Berdasarkan hasil pertemuan sebelumnya, disepakati pembayaran gaji antara pemain lokal Kudus, luar Kudus dan asing terdapat persentase berbeda-beda dari jumlah dana yang dimiliki.
Untuk pemain lokal Kudus sebesar 30 persen, luar Kudus 45 persen, dan pemain asing 25 persen.
Adapun jumlah pemain lokal Kudus sebanyak 12 pemain, luar Kudus 11 pemain, dan asing tiga pemain.
Kekurangan pembayaran gaji masing-masing pemain, nominalnya berkisar antara Rp14 juta hingga Rp54 juta, sedangkan untuk dua legiun asing, yakni Peter Mourikouri Kuoh dan Alaso Onyekachukwu, sudah diberitahukan sebelumnya, sehingga tidak disebutkan di hadapan pemain lainnya.
Untuk menuntut pelunasan pembayaran gaji, pemain juga sempat mendatangi Pendopo Kabupaten Kudus, meskipun akhirnya tidak mendapatkan hasil karena sejumlah pihak yang hendak ditemui tidak ada di tempat.
Berdasarkan catatan manajemen, dana yang sudah digelontorkan selama kompetisi Divisi Utama 2012 sebesar Rp3,3 miliar.
Menurutnya, dari jumlah dana tersebut, mayoritas merupakan dana pinjaman pihak ketiga karena bantuan yang diterima dari sejumlah perusahaan di Kudus tidak sesuai harapan sebelumnya.
Sisa gaji pemain yang harus dilunasi sebesar Rp1,1 miliar, sehingga manajemen harus bekerja ekstra keras karena hingga kompetisi berakhir belum banyak pihak yang mengulurkan bantuan dana, meskipun para pemain berulang kali mengancam melakukan aksi mogok bertanding, katanya.
"Dari uang sebanyak itu, pembagiannya disesuaikan dengan persentase yang disepakati sebelumnya oleh para pemain," ujarnya di Kudus, Rabu.
Untuk pemain lokal Kudus, katanya, mendapatkan pembayaran berkisar antara Rp1,5 juta hingga Rp2 juta, sedangkan pemain luar Kudus berkisar antara Rp2 juta hingga Rp2,5 juta.
Khusus untuk pemain asing, katanya, mendapatkan pembayaran yang lebih besar berkisar antara Rp5 juta hingga Rp10 juta, karena jumlahnya hanya tiga orang.
Ia meminta, pemain untuk tetap bersabar, karena manajemen akan tetap bertanggung jawab dan mengupayakan bantuan dana dari berbagai pihak untuk melunasi kekurangan gaji pemain.
Pemain yang tetap bertahan di mes Persiku, katanya, biaya hidup setiap harinya akan tetap ditanggung manajemen.
Sementara pemain yang pulang ke daerahnya masing-masing, katanya, pembayaran gajinya akan ditransfer lewat rekening tabungan.
Pemain Persiku sempat mendapat pembayaran uang sebesar Rp25 juta untuk dibagi kepada sejumlah pemain, namun ditolak karena setiap pemain dimungkinkan akan menerima bagian dalam jumlah yang terlalu kecil.
Berdasarkan hasil pertemuan sebelumnya, disepakati pembayaran gaji antara pemain lokal Kudus, luar Kudus dan asing terdapat persentase berbeda-beda dari jumlah dana yang dimiliki.
Untuk pemain lokal Kudus sebesar 30 persen, luar Kudus 45 persen, dan pemain asing 25 persen.
Adapun jumlah pemain lokal Kudus sebanyak 12 pemain, luar Kudus 11 pemain, dan asing tiga pemain.
Kekurangan pembayaran gaji masing-masing pemain, nominalnya berkisar antara Rp14 juta hingga Rp54 juta, sedangkan untuk dua legiun asing, yakni Peter Mourikouri Kuoh dan Alaso Onyekachukwu, sudah diberitahukan sebelumnya, sehingga tidak disebutkan di hadapan pemain lainnya.
Untuk menuntut pelunasan pembayaran gaji, pemain juga sempat mendatangi Pendopo Kabupaten Kudus, meskipun akhirnya tidak mendapatkan hasil karena sejumlah pihak yang hendak ditemui tidak ada di tempat.
Berdasarkan catatan manajemen, dana yang sudah digelontorkan selama kompetisi Divisi Utama 2012 sebesar Rp3,3 miliar.
Menurutnya, dari jumlah dana tersebut, mayoritas merupakan dana pinjaman pihak ketiga karena bantuan yang diterima dari sejumlah perusahaan di Kudus tidak sesuai harapan sebelumnya.
Sisa gaji pemain yang harus dilunasi sebesar Rp1,1 miliar, sehingga manajemen harus bekerja ekstra keras karena hingga kompetisi berakhir belum banyak pihak yang mengulurkan bantuan dana, meskipun para pemain berulang kali mengancam melakukan aksi mogok bertanding, katanya.
Sumber : ANTARA
0 komentar:
Post a Comment
Petunjuk Berkomentar :
-> Pilih Name/URL
-> Isi dengan Nama anda
-> Kosongkan URLnya jika tidak punya
-> Atau isi URLnya dengan alamat FaceBook anda
-> Isi komentar anda
-> Lalu tekan Postkan Komentar